CETIK KERIKAN GONG


 

  RACUN ARSENIK DALAM CETIK
KERIKAN GONG













Oleh :
Luh Gena Utari (20)
Indiani Sani (22)
Ni Made Mega Pratiwi (28)
Ni Luh Sinta Suryanti (33)







CETIK DAN PENGERTIANNYA

Dalam beberapa teks lontar usada, maupun lontar kepengiwan, memang ada membahas racun Bali, yang disebut dengan cetik. Dalam lontar usada disebutkan ada beberapa bahan cetik yang berasal di dunia tumbuh-tumbuhan, bahkan hewan yang diramu secara khusus. Dalam lontar ini menjelaskan cetik secara umum bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan. Cetik yang digunakan khusus untuk menyakiti orang adalah berupa bahan atau ramuan racun tradisional yang bersifat mematikan. Cetik biasanya dibuat dengan metode tersendiri, dalam Lontar Buda Kecapi, cetik dibuat pada hari yang baik atau dewasa, karena ini sangat mempengaruhi alam saat itu. Cetik Bali biasanya dibuat dengan tangan-tangan terampil dengan motode tersendiri, tergantung jenis cetik yang akan dibuat. Biasanya yang membuat adalah orang yang sudah terampil dan pengalaman, tidak mungkin orang biasa membuat seperti itu, karena proses pembuatannya cukup rumit, apalagi bahannya cukup susah.
Dalam lontar kepengiwan, cetik ini tidak bekerja sendiri. Tanpa kekuatan magis, ia hanya berfungsi sebagai racun biasa saja. Dalam lontar ini pun dijelaskan, beberapa aksara yang digunakan menambah kekuatan dari kemagisan cetik. Biasanya bagi yang membuat ditambah jnananya, mereka sering melakukan puasa untuk mengasah sejauh mana cetik ini akan berfungsi. Ada beberapa macam cara yang digunakan untuk menghidupkan cetik, apakah dengan menulisnya langsung yang disebut dengan ngerajah, ada juga dengan ucap-ucap dengan menggunakan beberapa kalimat akasara, sehingga apa yang kita buat menjadi hidup. Inipun hari perlu ritual khusus, supaya racun yang dibuat bisa bekerja bahkan biar tidak bisa dideteksi oleh orang lain. Setelah itu barulah disimpan di tempat yang dirahasiakan. Pada hari tertentu cetik ini digunakan untuk kepentingannya. Biasanya dari perilaku seseorang, kebanyakan untuk menjatuhkan orang-orang yang mereka tidak suka. Cetik yang paling berbahaya adalah cetik gringsing, croncong polo, karena sifatnya mematikan dalam hitungan jam tanpa memperhatikan siapa orangnya.
            Dalam lontar kepengiwan pun disebutkan bagaimana cara cetik ini bisa langsung mengenai orang sasaran, cara yang kasar adalah menaruh di makanan atau minuman. Itu bagi orang yang tidak ngeh dengan keadaan sekitarnya. Yang sedang, menggunakan tehnik udara. Secara tidak sadar udara yang ada masuk ke dalam pori-pori kita. Dari pori-pori itu akan masuk ke dalam melalui saluran yang ada di dalam tubuh seperti aliran darah.
Cetik ada beberapa jenis seperti cetik croncongpolo, cetik gringsing, cetik cadang galeng. Ketiga cetik ini cukup berbahaya, karena menyebabkan kelumpuhan dan kematian. Misalnya cetik croncong polo langsung ke otak, cetik gringsing pada organ hati dan jantung dan cetik cadang galeng membuat pinsan. Kalau secara halus dengan menggunakan jnananya saja, cetik itu langsung bisa masuk.
Dalam lontar usada pun dijelaskan, semua racun itu berbahaya, tetapi ada obatnya sepanjang cepat diketahui. Kalau terlambat, maka proses penyembuhannya akan lebih lama. Tidak semua orang bisa kena cetik, tergantung dari karma orang tersebut. Karena setiap manusia mempunyai pelindung masing-masing.  Kalau karmanya bagus sehebat apapun orang tersebut mencelakai tidak akan bisa. Kita boleh mengatakan kita hebat, tetapi pada akhirnya Beliau yang menentukan, apa pantas kita melakukannya. Orang bisa dikenai, ada beberapa faktor yakni : diri kita sendiri, lingkungan dan cara bergaul. Srada bakti kita kepada Sang Pencipta harus ditingkatkan karena Beliaulah yang menentukan segalanya.
Pengertian cetik pada dasarnya adalah racun, tetapi racun ini bisa dikendalikan oleh orang-orang tertentu yang menguasai ilmu ini dengan mantra-mantra tertentu. Hal ini disebabkan  bahan-bahan yang digunakan untuk membuat cetik adalah sangat berbahaya. Seperti serpihan kuningan yang memang dalam ilmu kimia merupakan bahan yang sangat berbahaya, binatang yang memiliki racun tertentu, medang (bulu halus pada bambu) dan masih banyak lagi bahan-bahan yang lainnya.
Ada cetik sekala dan ada cetik niskala. Cetik sekala diartikan bahwa meracun dengan menggunakan sarana tertentu yang tampak nyata, seperti cetik gringsing, cetik cadang galeng, cetik kerikan gangsa, dan lain-lain. Kemudian cetik niskala adalah meracun korban atau orang dengan sarana yang tidak kelihatan. Cetik ini hanya mampu dilakukan oleh orang yang memiliki ilmu pengiwa yang sudah tinggi. Hanya dengan memandangi makanan atau minuman saja, maka korbannya akan menjadi sakit seperti yang dikehendaki. Jadi boleh dibilang cetik ini tanpa memerlukan sarana, karena tidak kelihatan.

CARA KERJA CETIK
Cara kerja cetik ialah dilakukan dengan ditaruh di makanan ataupun minuman orang yang hendak kita celakai. Jika orang tersebut memakan atau meminum hidangan yang telah berisi cetik maka orang tersebut akan merasakan sakit yang luar biasa. Tetapi sakit tersebut bisa dirasakan beberapa jam kemudian, beberapa hari kemudian, ataupun beberapa bulan kemudian, Tergantung bahan dan keinginan si pembuat cetik tersebut kapan cetik itu akan bereaksi pada sasarannya.
Cetik juga bisa kita umpamakan sebagai gelombang elektomagnetik yang memiliki sinyal-sinyal tertentu dan dapat dikendalikan.  Misalkan kita menginginkan meledakan bom di suatu tempat, kita sudah menaruh bom tersebut di tempat yang kita ingin ledakan. Kita akan menggunakan pemicunya berupa sebuah HP yang telah kita atur sebelumnya. Tetapi suatu ketika terjadi kesalahan teknis, yang menyebabkan sinyal-sinyal tersebut terganggu, dan bom yang ingin diledakan tidak akan dapat meledak.
Begitu juga cetik, ketika seorang yang terkena cetik minum obat, maka obat yang masuk ke dalam tubuh akan mengakibatkan terikatnya molekul-molekul cetik tersebut dan cetik tidak dapat bekerja dengan baik karena terganggunya sinyal-sinyal cetik tersebut. Mantra-mantra yang diberikan oleh yang memasang cetik tersebut akan tidak dapat bekerja dengan baik.
Cetik adalah sejenis racun khas Bali, yang digunakan untuk "mencelakai"   orang lain. Prof. I Made Budi merumuskan bahwa cetik :
1. Segala sesuatu yang kalau dimakan dapat meracuni tubuh manusia.
2. Racun yang masuk ke dalam tubuh melalui mulut dengan perantara makanan dan minuman, disertai mantra-mantra.
3. Suatu ramuan yang dihidupkan dengan kekuatan gaib, cara masuk dapat melalui makanan , minuman, jarak jauh dan menghidupkannya dengan bantuan sesajen.
4. Racun yang dapat masuk ke tubuh dengan cara dimakan, diminum, dihirup atau dipasang.
Menurut I Gusti Ngurah Harta, cara pelaku menyerang korban secara tak langsung umumnya tidak memperlihatkan pelakunya, sebab pelakunya dapat mengendalikan kekuatan cetiknya dari jauh. Namun demikian, ada dua hal yang dapat diperhatikan dari cara tidak langsung ini. Pertama, umumnya cara tak langsung dilaksanakan pada hari tertentu, yakni Budha Kliwon. Kedua, Kondisi calon korban dalam keadaan yang tidak terproteksi, antara lain disebabkan pikiran sedang kacau.  Selanjutnya Beliau juga menyarankan sikap waspada dan hati-hati dengan tidak mengabaikan intuisi (kleteg bayu). Sementara Soelung Lodhaya menyarankan untuk meningkatkan kewaspadaan itu seyogianya seseorang membekali dirinya dengan "bebundelan" taring harimau, gigi badak, batu permata tertentu, yang telah dipasupati. Disamping itu kita harus meningkatkan keyakinan pada sang pencipta Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar selalu dilindungi. Disamping memahami bagaimana cara orang memasukkan cetik ke dalam tubuh calon korbannya, juga perlu diketahui apakah cetik itu memiliki efek seketika atau agak lama. Cetik berefek seketika, maksudnya kalau seseorang memakan sesuatu yang mengandung cetik, maka segera akan terlihat gejala-gejalanya tergantung dari bahan-bahan cetik itu sendiri.  Ada pula cetik berefek agak lama, dengan inkubasi 3-6 bulan. Dalam hal ini, seandainya cetik itu termakan sekarang, maka orang akan merasakan sakitnya secara bertahap dengan puncak sekitar 3-6 bulan yang akan datang.
ALASAN MELAKUKAN CETIK :
Pada umumnya, pelaku cetik menyerang korbannya karena beberapa alasan, yaitu:
1.      Karena adanya kesenjangan ekonomi di masyarakat. Sehingga menimbulkan sikap iri hati terhadap orang lain.
2.      Adanya keharusan untuk melakukan hal tersebut. Hal ini disebabkan, jika si pelaku tidak melakukan cetik pada orang lain, maka dia akan menderita kesakitan.

Karena begitu banyaknya jenis cetik yang ada, maka pada makalah ini, kami hanya membahas tentang cetik kerikan gong saja. Dalam suatu penelitian menyebutkan bahwa cetik kerikan gong mengandung suatu zat beracun yang kita kenal dengan senyawa arsenik.


CETIK KERIKAN GONG (ARSENIK)

Keracunan arsenik dapat terjadi dalam 2 cara, yaitu akut dan kronik. Akut berarti arsenik diberikan dalam satu dosis tunggal yang sangat besar dan langsung mematikan. Dosis ini kira-kira sebesar 120-200 mg pada orang dewasa atau 2 mg/kgBB pada orang dengan berat badan kurang dari 60 kg. Untuk urusan peracunan, biasanya pelaku mencampurkan arsenik dalam makanan dalam dosis beberapa kali lipat, untuk mengantisipasi korbannya muntah-muntah akibat keracunan akut ini. Gejala keracunan akut terdiri atas mual muntah hebat yang disertai sakit perut. Napas penderita berbau seperti bawang putih. Kadang ia langsung kejang-kejang dan koma. Tekanan darah korban langsung turun dan ia tampak seperti orang dehidrasi berat. Sedangkan cara kronik merupakan cara yang dilakukan oleh orang yang mempunyai urusan atau dendam pribadi dengan orang lain. Di sini sipelaku memasukkan arsenik dalam jumlah nonletal berkali-kali dalam makanan korbannya, untuk membuatnya sakit-sakitan. Suatu saat si korban diberi arsenik dalam jumlah sangat besar. Penderita keracunan kronik mula-mula mengalami gejala keracunan seperti keracunan akut, tapi lama-kelamaan datang gejala tambahannya. Ia akan mengalami perubahan warna kulit menjadi kelabu atau kehitaman, gangguan fungsi hati, fungsi jantung, fungsi paru-paru, dan fungsi ginjal. Fungsi saraf tepi juga terganggu secara simetris. Tapi yang paling jelas adalah kukunya, di mana terlihat garis-garis horizontal bersusun-susun. Garis ini disebut Mees’ lines. Garis ini berguna dalam penyelidikan ahli forensik karena dengan mengukur panjang kuku dan jarak antara garis, ahli dapat menentukan berapa lama sekali si korban diracun arsenik.

SOLUSI
Solusi yang dapat dilakukan untuk menjauhi perbuatan ataupun serangan dari cetik ini adalah dengan mengamalkan ajaran Agama Hindu yaitu Panca Yama Bratha dan Panca Nyama Bratha. Panca Yama Bratha adalah lima macam pengendalian diri dalam hubungannya dengan perbuatan untuk mencapai kesempurnaan rohani dan kesucian batin. Hal-hal yang termasuk dalam Panca Yama Bratha adalah:
  1. Ahimsa artinya tidak menyiksa atau membunuh mahluk lain dengan sewenang-wenang.
  2. Brahmacari artinya tidak kawin selama dalam menuntut ilmu, berarti juga pengendalian nafsu sex.
  3. Satya artinya benar setia dan jujur.
  4. Awyawahara/Awyawaharika artinya berusaha dengan tulus.
  5. Asteya artinya tidak mencuri atau menggelapkan harta orang lain.
Sedangkan Panca Nyama Bratha adalah lima macam pengendalian diri dalam tingkat mental untuk mencapai kesempurnaandan kesucian bathin. Adapun bagian-bagian dari Panca Nyama Bratha ini adalah :
  1. Akrodha artinya tidak marah.
  2. Guru Susrusa artinya hormat, taat dan tekun melaksanakan ajaran dan  nasehat-nasehat guru.
  3. Sauca artinya kebersihan, kemurnian dan kesucian lahir dan bathin.
  4. Aharalaghawa pengaturan makan dan minum.
  5. Apramada artinya taat tanpa ketakaburan melakukan kewajiban dan mengamalkan ajaran-ajaran suci.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Drama Nyi Roro Kidul kelas XI

Perilaku Konstitusional dalam Hidup Berbangsa dan Bernegara