Membaca Cepat
Membaca
Cepat
Membaca adalah kegiatan yang tersusun dari 4
komponen, yaitu strategi, kelancaran, pembaca, dan teks. Strategi dapat
meningkatkan kemampuan pembaca untuk mencapai tujuan dalam membaca. Kelancaran
ialah kemampuan membaca dengan kecepatan tertentu dengan pemahaman yang cukup.
Gabungan dari startegi, kelancaran, teks, dan pembaca disebut membaca
(Anderson, 2003:63), dapat disebut pula bahwa membaca adalah suatu cara untuk
mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis.
Membaca cepat adalah kecakapan membaca dan memahami teks dalam tingkatan
tinggi. Metode membaca cepat memiliki
banyak keuntungan, yaitu kita bisa mengetahui seluruh isi buku dalam waktu yang
singkat. Hal ini sangat menguntungkan bagi kita yang memerlukan banyak
informasi namun tidak memiliki waktu yang cukup banyak untuk membaca...
Kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki seseorang
dalam membaca pun secara tidak sadar bisa menjadi penghambat untuk bisa membaca
dengan cepat. Kebiasaan tersebut biasanya sudah dimiliki selama bertahun-tahun,
diantaranya:
1.
Kebiasaan
buruk dalam membaca:
a.
Vokalisasi
atau bergumam ketika membaca
Vokalisasi dalam membaca akan membuat
kecepatan membaca sama dengan kecepatan berbicara. Kecepatan berbicara
kira-kira 120 kata permenit. Sangat lamban.
b. Sub
Vokalisasi
Sub Vokalisasi adalah membaca dalam
hati. Dengan cara ini, dampaknya hampir sama dengan vokalisasi yaitu kecepatan
membaca sama dengan kecepatan berbicara.
c.
Kosakata
yang terbatas
Apabila
memiliki kosakata yang rendah, akan sulit untuk membacanya dengan cepat, karena
kata yang asing dan akan susah untuk mengerti kata tersebut.
d.
Membaca
dengan menggunakan bibir namun tidak bersuara (komat-kamit)
Akibatnya sama dengan vokalisasi dan sub
vokalisasi, yaitu kecepatan membaca sama dengan kecepatan berbicara.
e.
Regresi
Regresi
adalah membaca kembali suatu kalimat atau paragaraf, karena tidak yakin dengan
isinya atau merasa kurang paham. Bayangkan jika dalam satu halaman saja
melakukan 10-15 kali, berapa banyak waktu yang telah terbuang.
f.
Kepala yang bergerak searah dengan arah tulisan
yang dibaca
Hal ini membuat kepala bergerak secara
teratur dari kiri ke kanan kembali lagi ke kiri dan seterunya. Kebiasaan ini
akan menghambat kecepatan membaca karena pergerakan kepala sebenarnya kalah
jauh dengan pergerakan mata.
2.
Sulit
Konsentrasi
Kesulitan konsentrasi disebabkan banyak hal,
apabila sulit dalam konsentrasi dapat membuat pikiran tidak focus dan
huruf-huruf yang dibaca pun hilang dari pikiran. Dalam membaca, konsentrasi
sangat penting karena menentukan kemampuan dalam menangkap dan memahami isi
bacaan. Ketika membaca cepat, maka konsentrasi yang baik akan memastikan bahwa
kecepatan baca berbanding lurus dengan pemahan dan bukan sebaliknya.
3.
Rendahnya
Motivasi
Rendahnya motivasi akan muncul ketika hendak
membaca suatu buku tapi tidak terlalu tahu buku tersebut tentang apa. Maka
dalam membaca pun akan cenderung membaca sekedarnya saja dan tidak terlalu
berminat untuk membaca dengan pemahaman yang baik.
Adapun cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan
dalam membaca cepat adalah sebagai berikut.
1.
Miliki
Kosataka Yang Luas
Carilah kata-kata dalam kamus, pembedaharaan
kata yang banyak sangat membantu dalam memahami suatu bacaan. Kosakata yang
luas akan memperlacar dalam membaca.
2.
Konsentrasi
Cari tempat yang tenang, memiliki penerangan
yang cukup, suhu ruangan yang nyaman, dan tempat duduk yang enak dipakai. Jika
ada gangguan, selesaikan dulu sebelum memulai membaca. Setelah hal itu
dilakukan, selanjutanya adalah bagaimana meningkatlan konsentrasi itu sendiri.
Dalam membaca cepat konsentrasi yang
dibutuhkan adalah kerjasama antara mata dan otak di mana mata bekerja menangkap
kata dengan cepat dan otak menerjemahkan, mengomentari, dan memahami kata demi
kata yang ditangkap.
3.
Motivasi
Mengapa motivasi penting dalam membaca?
Nantinya ketika mulai membaca teks yang panjang, motivasi inilah yang akan
mempertahankan stamina dan member kekuatan untuk terus membaca sampai selesai
karena ingin mengetahui dan memahami isinya. Motivasi juga menjadi pendukung
konsentrasi dan saling membantu dalam mencipatakan pemahaman yang utuh baik
secara nalar maupun emosional.
4.
Sikap
tubuh
Membaca cepat memang memerlukan konsentrasi
yang tinggi. Tidak jarang pembaca justru berada dalam kondisi tegang. Kondisi
yang seperti ini justru menjadi penghambat. Makadari itu, ambilah posisi santai
saat membaca.
5.
Retensi/mengingat
kembali informasi dari bacaan
Mengingat kembali informasi yang baru saja
anda baca bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan, diskusi, maupun menulis kembali informasi yang sudah
diterima.
Untuk
mengetahui seberapa cepat, efektif dan efisien cara membaca Anda, Anda bisa
melakukan pengujian terhadap kemampuan Anda tersebut. Caranya sangat sederhana namun
agar pengujian berjalan dan memberikan hasil yang efektif, ada baiknya anda
meminta bantuan seorang teman untuk menjadi pengawas pengujian kemampuan anda
membaca, meskipun tes ini bisa anda lakukan sendiri.
Teknik
pengujian ini sederhana sekali. Anda hanya perlu menyediakan pengukur waktu
(stopwatch, jam tangan atau jam meja), buku yang belum pernah anda baca
sebelumnya sebagai materi yang akan digunkan untuk mengukur kemampuan anda
membaca dan menyerap informasi yang Anda baca dalam periode waktu tertentu.
Umumnya setiap halaman buku yang berukuran setengah kuarto (105 x 148,5 mm)
berisi sekitar 297 kata (setiap barisnya berisi sekitar 8 sampai 9 kata dan
setiap halaman berisi sekitar 33 baris). Sementara periode waktu membaca yang
diberikan untuk setiap pengujian, paling lama hanya 60 detik. Pada tahap
pengujian berikutnya, periode waktu ini harus makin dikurangi.
Sebelum
memulai pengujian, buatlah lebih dulu tabel terdiri dari empat kolom (waktu,
jumlah kata, persentase pemahaman isi, keterangan yang menjelaskan kualitas
membaca anda) yang untuk ruang mencatat rekor anda membaca.
Pengujian 1
Tetapkan
satu halaman buku yang akan digunakan untuk menguji kecepatan anda membaca.
Tekan tombol pengukur waktu, lalu mulailah anda membaca dengan cara sebagaimana
anda biasa melakukannya. Lalu hentikan membaca bersamaan dengan habisnya waktu
(60 detik). Tandai kata dimana anda selesai membaca pada saat waktu habis. Minta
teman anda yang mengawasi pengujian untuk menghitung jumlah kata yang telah anda
baca dalam waktu 60 detik. Lalu minta dia menguji kemampuan anda menangkap isi
tulisan yang anda baca dengan cara membandingkan cerita anda dan mencocokannya
dengan isi tulisan, seberapa persenkah anda mampu menyerap arti atau pesan yang
disampaikan dalam tulisan yang anda baca. Catat semua hasil itu pada tabel yang
sudah disiapkan.
Pengujian 2
Buka halaman
lain dan ulangi proses pengujian pertama dengan cara membaca secepat mungkin
yang anda bisa lakukan dalam waktu 60 detik. Jika waktu habis, tandai dimana anda
berhenti membaca dan hitung kembali jumlah kata yang dapat anda baca dengan
kecepatan maksimal. Seperti pada proses pengujian pertama, anda harus
menceritakan kembali isi tulisan yang anda baca dan minta teman anda
mencocokkan dengan isi tulisan. Lihat dan bandingkan, adakah perbedaan
signifikan antara kecepatan membaca anda dengan kemampuan menangkap isi tulisan
antara pengujian pertama dengan pengujian kedua. Pada pengujian pertama,
mungkin akan nilai pemahaman anda terhadap isi tulisan yang anda baca jauh
lebih baik ketimbang pada pengujian kedua. Tapi jumlah kata yang bisa Anda baca
di pengujian kedua, tentu akan lebih banyak ketimbang di pengujian pertama.
Sebagai
pembanding Anda bisa melihat tabel dibawah ini yang menjelaskan perbandingan
antara kecepatan membaca dan kemampuan menyerap isi bacaan berikut penilaian
kemampuan membaca.
Jumlah kata/menit
|
Pemahaman isi profil pembaca
|
110 kata/menit
|
50 % kemampuan kurang
|
240 kata/menit
|
60 % kemampuan rata-rata
|
400 kata/menit
|
80 % kemampuan baik
|
1000 kata/menit
|
85 % kemampuan sempurna
|
Rumus cara menghitung kecepatan
membaca adalah
Jumlah kata yang dibaca : Waktu =
Jumlah kata Per menit.
ü Contoh teks
300 dan 500 kata
Banyak Jalan
Rusak, Tapi Posko Pengaduan Justru Sepi Pelapor
Selamat datang jalan berlubang! Kalimat ini tampaknya tepat
dijadikan slogan ketika musim hujan mengguyur Ibukota Jakarta. Tak hanya jalan
lingkungan saja, pemandangan jalan berlubang juga terkena jalan-jalan protokol
kota metropolitan ini.
Memang dalam hal pemeliharaan jalan di Jakarta, agaknya sedikit
sulit untuk dimintai pertanggung jawaban. Sebab jalan-jalan di Jakarta,
memiliki dua penanggung jawab yaitu pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian
Pekerjaan Umum dan pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum. Khusus
di daerah, Dinas PU membuka posko pengaduan jalan rusak. Sayangnya jumlah
pelapor sangat sedikit jika dibanding titik kerusakan jalan yang merusak
pandangan mata.
Sepanjang memasuki musim penghujan terhitung sejak Desember 2011
sampai dengan pertengahan Januari 2012 ini, posko ini baru menerima 24
pengaduan jalan rusak dari warga. "Di bulan Desember lalu (2011) ada 9.
Sedangkan sejak awal Januari sampai tanggal 13 Januari lalu, ada 15
pengaduan," kata petugas operator posko pengaduan jalan rusak Dinas PU DKI
Jakarta, Ade, kepada detikcom, Senin (16/1/2011).
Menurut Ade, jalan rusak
yang dilaporkan tidak hanya terjadi di jalan-jalan lingkungan saja. Jalan-jalan
protokol yang harusnya memiliki kualitas aspal yang baik nyatanya tidak luput
dari lubang-lubang yang membahayakan pengguna jalan khususnya penunggang sepeda
motor. "Laporan yang masuk, jalan berlubang yang menggangu, jalan
bergelombang. Tapi rata-rata tidak disampaikan kerusakannya seperti apa," katanya.
Data yang disampaikan ini, lanjut Ade akan mereka catat. Untuk kemudian
diteruskan ke bidang yang berwenang menangani kerusakan ini. "Jadi tidak
tahu berapa yang sudah diperbaiki," elaknya saat ditanya sudah berapa banyak
pengaduan yang direspon.
Posko pengaduan ini
dibuka 24 jam. Warga Jakarta bisa komplain ke nomor 021-3844444 jika menemukan
jalan berlubang atau bergelombang agar segera ditangani. Karena ini akan
membahayakan kenyamanan dalam perjalanan Anda.
Dalam kesempatan lalu, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan,
pihaknya berjanji memperbaiki kondisi jalan yang berlubang tersebut. Hanya
saja, hujan yang mengguyur setiap hari membuat proses pengeringan dan pengerasan
tidak bisa berjalan optimal. "Karena belum apa-apa sudah basah lagi, dan
dilintasi kendaraan lagi. Kan nggak mungkin kendaraan kita halangi untuk
lewat," jelas Fauzi usai mengunjungi Pintu Air di kawasan Kelapa Gading,
Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.
Sumber: detiknews.com
Membaca
Cepat Tanpa Lepat
Mereka mulai memasukkan ratusan bahkan ribuan buku dari luar
Jepang, menerjemahkannya ke dalam bahasa Jepang, lalu mulai menganjurkan
masyarakatnya untuk terus dan terus membaca. Hasilnya luar biasa. Hanya dalam
waktu kurang dari 30 tahun, Jepang mampu bangkit. Bahkan kemudian mengimbangi
kemajuan Amerika Serikat dan banyak negara maju lainnya dalam membangun ekonomi
dan teknologi.Sejarah perjalanan Jepang pasca Perang Dunia II, memberikan
contoh yang gamblang betapa membaca bisa melahirkan banyak keuntungan. Maka
membacalah agar bisa menguasai dunia.
Masalahnya, meski banyak orang paham bahwa membaca bisa membuat
siapa saja berpeluang menjadi yang terdepan, namun tak banyak orang yang suka
membaca. Salah satu alasannya, membaca memerlukan waktu khusus dan karenanya
tak semuanya orang cukup punya waktu untuk membaca. Sesungguhnya membaca itu tak
selalu memakan waktu, apabila kita tahu cara menyiasatinya. Salah satunya
adalah dengan menggunakan teknik speed
reading.
Teknik ini sebenarnya bukan hal baru. Hanya saja, untuk Indonesia
mungkin masih jarang terdengar. Teknik membaca cepat ini, dulu dirancang dan
dikembangkan untuk membantu mereka yang tergolong super sibuk tapi punya
kewajiban membaca yang cukup banyak, seperti para eksekutif dan manajer papan
atas. Tapi kini, teknik ini dikembangkan untuk semua orang, semua profesi dan
dari berbagai tingkatan, termasuk tingkatan usia.
Secara umum, penerapan teknik membaca cepat ini memberikan banyak
keuntungan. Antara lain, informasi yang diserap jauh lebih banyak dalam tempo
yang lebih singkat.Dengan membaca cepat, secara perlahan, memori kita dilatih
untuk menyimpan informasi dengan struktur yang tertata dan mudah bisa diingat
kembali. keuntungan lainnya, mata kita terlatih untuk melihat informasi dengan
titik pandang yang tetap dengan hasil yang jauh lebih banyak ketimbang membaca
dengan cara biasa.
Alasan ini memang masuk akal. Dulu kita terpola untuk membaca
dengan cara mengarahkan mata kita mengikuti kata demi kata yang tertulis pada
setiap baris dalam buku. Padahal jika dicermati, cara ini membuat mata kita
cepat lelah karena harus bergerak ke kiri dan ke kanan sesuai dengan arah kata
yang tertulis di setiap baris dalam buku. Tak hanya itu, cara membaca seperti
itu, juga menyebabkan proses membaca menjadi berlangsung lama. Manakala kita
mencoba mempercepatnya, maka hasilnya yang didapat pertama kali adalah kepala
langsung pusing akibat gerak mata yang kelewat cepat. Lebih buruk lagi, membaca
cepat dengan cara itu, tak memberikan masukan apapun, karena memori dalam otak
kita tak sempat menangkap secara utuh informasi yang disajikan tulisan yang
kita baca.
Menjawab masalah inilah, antara lain, teknik membaca cepat (speed
reading)diciptakan. Teknik ini sesungguhnya sangat sederhana tapi terasa
efektif. Sebagai contoh, Ada tak perlu mengikuti kata demi kata pada setiap
kalimat dalam sebuah paragraf untuk mengerti sebuah informasi. Tapi cukup
memfokuskan pandangan mata Anda (blocking) pada paragraf tersebut selama
beberapa saat, untuk kemudian pindah ke paragraf yang lain. Selama menatap
itulah, mata kita sesungguhnya melakukan fiksasi atau memahami pesan yang
disampaikan dalam kalimat atau paragraf tersebut.
Dengan cara begitu, maka bisa diharapkan waktu membaca menjadi
lebih efektif. Baik dari segi waktu, mapun tingkatan penyerapan informasinya.
Pada tahap awal, kita mungkin agak gagap melakukannya. Tapi dengan
latihan terus menerus, maka berikutnya yang terasakan adalah kenyamanan
membaca.Bahkan secara terus menerus, skala pandangan mata pada tulisan, bisa
diperluas. Misalnya mulai dengan beberapa kata, lalu satu baris, beberapa bari,
lalu meningkat menjadi satu paragraf, lalu beberapa paragraf, dan berikut satu
halaman buku.
Pada setiap fase itu, kita bisa melakukan pengujian terhadap kecepatan
dan tingkat serapan (pemahaman) informasinya. Teknik menguji peningkatan
kemampuan membaca ini, juga sangat sederhana dan bisa dilakukan sendiri. Tapi
untuk objektifnya, bisa saja kita meminta bantuan seorang teman untuk menjadi
pengujinya.
Komentar
Posting Komentar